Thursday, April 3, 2008

Dua Pembom Jarak Jauh Mutakhir

Dua pembom jarak jauh interkontinental termu-takhir dari dua kutub yang berbeda. Berukuran setengah panjang lapangan bola tapi mampu menembus cakrawala dengan kecepatan supersonik. Meski keduanya belum mencium perang, kehadirannya jelas membuat limbung negara lain. Dialah pembom B-1B Lancer dan Tu-160 Blackjack. Persaingan Amerika-Rusia yang tidak pernah berhenti.
Dengan berat 275 ton Blackjack adalah pembom terberan dan terbesar di dunia - Air International
Yang pasti semua ada sebabnya. Tak heran pula kalau tahun 1967 Amerika dan Soviet (kini Rusia) secara bersamaan bersaing mengembangkan konsep pembom moderen bermesin jet supersonik jarak jauh antar benua. Melanjutkan tradisi perseteruan terselubung bahwa dua negara adidaya itu kerap mengeluarkan perangkat perang, khususnya pesawat, dengan bentuk dan karakteristik yang sama. Jelas masing-masing saling mengakali agar produknya menjadi yang terunggul dibanding produk lawannya. Karena ini menyangkut prestise militer dan cermin keunggulan industri militer masing-masing negara.
Pelajaran dari dibumihanguskannya Jepang oleh pembom B-29 Superfortress yakni Enola Gay dan Bock's Car yang sekaligus mengakhiri PD II, makin mengangkat arti pembom berat jarak jauh bagi sebuah negara. Lebih-lebih B-29 lahir pada saat tidak ada pembom lain yang mengunggulinya saat itu. Kuda beban itu terbang dua kali lebih cepat dan dua kali lebih tinggi dari pembom lain selama PD II. Persaingan Soviet dan Amerika untuk pesawat pembom sebenarnya sudah dimulai pada saat itu. Soviet mengeluarkan jiplakan B-29, yakni Tu-4 dengan kode NATO Bull.
Seusai PD II, memasuki era perang dingin, persaingan Soviet Amerika makin terasa. Pembom-pembom strategis mulai bermunculan. Soviet mengeluarkan pembom seperti Tu-16 Badger (1952), Myasischyev-4 Bison (1953), Tu-95 Bear (1954), Tu-22 Blinder (1959) dan Tu-22M (1968)/Tu-26 Backfire (1972). Pembom-pembom strategis ini dikeluarkan untuk menandingi pembom Amerika, antara lain B-52 Stratofortress (1952), General Dynamics FB-111A (1968) dan Rockwell B-1A (1974). Tu-95 Bear adalah pembom yang dioperasikan Voyenno-Vozdushniye Sily (VVS angkatan udara Soviet) untuk menandingi B-52 Stratofortress di jajaran SAC (Strategic Air Command) USAF.
Saling menguntit
Pada tahun 1967, desas-desus niat Amerika untuk membuat pembom baru mulai terdengar. Meskipun semua masih samar-samar. Yang jelas bahwa jajaran komando udara strategis USAF membutuhkan pengganti B-52 yang sudah lama bertugas dan pernah berjaya pada perang Vietnam. Lalu berita itu lenyap lagi hingga akhirnya pada tahun 1971 terjadi kontrak antara USAF dengan Rockwell untuk pembuatan B-1.
Demikian halnya di Uni Soviet. Pada tahun yang sama, terdengar kabar bahwa VVS membutuhkan pengganti armada Tu-95 Bear-nya. Kepastiannya baru didapat manakala Presiden Leonid Brezhnev pada pembicaraan SALT-2 (Strategic Arms Limitation) tahun 1970, mengatakan akan membuat pembom baru dengan kode Tu-160 yang akan dikerjakan di industri manufaktur pesawat, di Kazan.
Amerika dan Soviet terus saling menguntit. Bila kemudian Amerika berhasil menerbangkan prototipe pertama B-1A pada pada 23 Desember 1974, dapat dikatakan Soviet 'belum' mengerjakan apa-apa. Karena ternyata pembuatan Tu-160 baru mulai dilaksanakan setelah keluar resolusi pemerintah tanggal 18 Desember 1975. Biro desain Tupolev (Tupolev OKB) kemudian menyelesaikan rancangan akhirnya dibawah pimpinan Valentin Blizhnyuk.
Namun Amerika pun bukan tanpa ganjalan. Pengembangan B-1A tiba-tiba dihentikan Presiden AS Jimmy Carter pada 30 Juni 1977 saat prototipe B-1A sudah yang keempat. Urusan 'politis' dan pembiayaan yang besar menjadi salah satu keberatan yang dikemukakan Carter. Proyek pun menggantung tidak jelas hingga akhir tahun 1981. Padahal dibelahan Timur, pada bulan itu prototipe pertama Tu-160 mulai mengudara persis sehari sebelum peringatan ulang tahun Presiden Brezhnev, tanggal 18 Desember 1981. Mengetahui hal ini, dapat dibayangkan USAF panas-dingin. Untunglah Presiden Reagan yang menggantikan Carter menyetujui kembali argumen USAF untuk meneruskan pembuatan pembom baru dengan kode B-1B mulai Januari 1982. Malah Reagan menyetujui pembuatan hingga 100 B-1B dengan total dana 20,5 milyar dollar. Dicanangkan, pembom bisa dikirimkan ke dinas-dinas AFB efektif mulai tahun 1986 hingga semuanya selesai pada 1988. Dengan permintaan ini maka Rockwell memproduksi empat buah pesawat per-bulan.
Tu-160 masuk jajaran dinas militer Soviet pertama kali pada tahun 1987 saat sebuah pesawat dikirimkan ke Resimen Pembom Berat 184 Guards Poltavsko-Berlinsky di Priluki AFB, Ukraina. Sementara B-1B masuk pertama kali ke jajaran Strategic Air Command di Dyess AFB, Texas, bulan Juni 1985. Selanjutnya B-1B masuk kedalam kesatuan basis AU di Ellsworth AFB (South Dakota), McConnel AFB (Kansas), Robins AFB (Georgia), dan Mountain Home AFB (Idaho).
275 Ton
Pembom inilah yang diintersep Soviet dengan mengeluarkan Blackjack - World Air Power
Dilihat sekilas, B-1B Lancer memang mirip dengan Tu-160 Blackjack. Meskipun ukuran Blackjack lebih panjang hampir 10 m (54,1 m) dan bobotnya yang 275 ton adalah 20 persen lebih berat dari Lancer, sekaligus menjadi pembom terberat yang ada di dunia saat ini. Demikian pula daya dorong mesin Samara/Trud-nya yang menghasilkan thrust 24,489 kg/mesin, 80 persen lebih besar dari thrust mesin GE pada B-1B yang sama-sama menggunakan empat tubofan afterburner. Namun dua-duanya mempunyai desain bentuk tubuh dan sayap yang menyatu (blended). Lengkungan kepalanya sangat 'licin' dan aerodinamis, terutama pada B-1B yang sepintas mirip tubuh singa laut. Lancer sendiri berarti pembedah, sedangkan Blackjack adalah nama NATO untuk Tu-160 yang secara harafiah berarti pentungan Polisi.
Beda yang lain, konstruksi sayap pada Blackjack menggunakan sistem variable geometry wing sedang B-1B memakai sistem swing-wing yang hanya memungkinkan sayap pada dua gerak sudut, fully-spread 15° dan fully-swept 67,5°.
Pada Blackjack sayap bisa ditekuk dalam tiga gerak sudut. Yakni 20° untuk take-off/landing, 35° untuk normal cruising dan 65° untuk supersonic flight. Tupolev mengembangkan sistem ini dari pembom Tu-22M Backfire yang mengudara tahun 1969. Namun intinya baik pada B-1B dan Tu-160, sistem wing pivoting bearing ini memungkinkan pesawat terbang dalam dua flight regime, subsonik dan supersonik. Keduanya memang didesain untuk bisa terbang pada dua ruang kecepatan ini. Dua pembom ini juga bisa terbang rendah mengikuti kontur permukaan dengan kecepatan tinggi menembus benteng pertahanan musuh untuk menghindari tangkapan radar.
Perbedaan lain adalah dari segi penempatan muatan. Ukuran bomb bay yang besar pada Blackjack memungkinkan bom maupun rudal dan launcher-nya disimpan di dalam. Ini pula yang menjadikan kelebihannya. Karena dengan cara ini tentu mengurangi drag (daya hambat) dan mengecilkan RCS (radar cross section) agar tidak mudah terdeteksi. Sementara B-1B memang dirancang untuk membawa external weapon, seperti 14 rudal SRAM AGM-69A yang digantung dengan pylon-pylon.
Senjata andalan Blackjack adalah rudal nuklir jelajah Kh-55SM berukuran panjang 6,04 m. Untuk tugas strategis, dua bomb bay cukup membawa 12 rudal ini masing-masing berjumlah enam dengan drum launcher MKU-6-5U yang memutar 60°. Sebuah Kh-55SM akan menjelajah sejauh 3.000 km dengan hulu ledak nuklir sebanyak 200kT. Bayangkan saja berapa jarak sasaran yang dapat dijangkau dan dimusnahkan Blackjack. Karena tanpa inflight refuelling saja Tu-160 mampu terbang sejauh 13.500 km.
B-1B Lancer mengandalkan senjata pada gabungan bom nuklir dengan bom konvensional, selain rudal jarak pendek SRAM. Bom termonuklir yang dibawanya adalah dari jenis B28/B43 (12 buah) atau 24 B61/B83. Bom-bom ini disimpan dalam tiga bomb bay-nya digabungkan dengan bom konvensional semacam MK-82, Mk-84 dan lainnya.
Blackjack dan Lancer diawaki oleh empat orang. terdiri dari pilot, aircraft commander, offensive systems officer dan defensive systems officer. Ejection-seat tetap menggunakan sistem standar seperti pada pesawat tempur umumnya. Seperti pada Tu-160, menggunakan Zvezda K-36DM. Pada prototipe B-1A sebenarnya tengah dirumuskan sistem eject dalam satu kapsul, namun tidak jadi dilaksanakan seiring dengan penundaan program B-1A tahun 1977.
Soal avionik dan radar, kedua pembom dilengkapi dengan sistem yang mutakhir pula. Tu-160 menggunakan radar navigasi/serang Obzor-K (clamp pipe NATO) dibawah hidung pesawat yang dapat memfasilitasi penyerangan target dan ground mapping sebaik deteksi target di udara. Sementara Lancer menggunakan radar ofensif APQ-164 (pengembangan radar APG-66 yang digunakan pada F-16) dan radar defensif APQ-161 untuk mendeteksi, melokasikan dan men-jamming radar pertahanan musuh.
Masalah ekonomi
Deretan bom-bom yang dibawa dalam perut B1B Lancer - World Air Power
Bila kita lihat dari spesifikasinya, Blackjack jelas menunjukkan beberapa keunggulan. Namun melihat keberadaannya sekarang, ternyata pembom dari Blok Timur ini lebih dirundung masalah finansial dibandingkan dengan B-1B Lancer. Pecahnya Uni Soviet menjadi negara-negara independen telah mempengaruhi perlindungan keberadaannya. Sehingga dari jumlah 100 buah pesawat yang direncanakan akan dibuat oleh Soviet, hanya sekitar 30 pesawat yang baru dapat dibangun. Itupun masih termasuk beberapa unit yang masih harus dirampungkan.
Dimulai musim panas 1991 menjelang Uni Soviet bubar. Ukraina mengajukan pemisahan diri dengan yurisdiksi militer yang ada di wilayahnya menjadi kuasa negeri itu. Saat itu di Resimen Pembom Priluki AFB terdapat dua skadron Tu-160 (19 pesawat) dan satu skadron latih Tu-134BL. Satu resimen pembom lainnya adalah di Uzin, yang mengoperasikan 21 Tu-95 Bear.
Akhir 1991, melalui perundingan Belovezhsky, Rusia kehilangan semua Tu-160 yang berada di Resimen Priluki, Ukraina. Maka pada musim panas berikutnya, dengan kekuatan minim Rusia mulai berusaha mengaktifkan lagi Resimen Pembom Berat 121-nya di Engels AFB, yang sebelum itu diisi oleh Resimen Pembom Myasishchev 3M Bison. Pada saat itu praktis Soviet hanya kebagian tiga Tu-160. Maka delapan pesawat yang tersisa di Industri Kazan menjadi orderan pemerintah Rusia. Pesanan pertama baru datang pada 16 Februari 1999. Namun karena krisis ekonomi akhirnya Rusia pun hanya mampu membeli enam pesawat.
Tapi keinginan Rusia untuk memiliki kembali Blackjack yang berada di tangan Ukraina tetap tak pernah pupus. Satu yang menjadi peluang bagi Rusia adalah utang-utang minyak Ukraina terhadap Rusia yang mencapai 1,8 milyar dollar AS dan terus membengkak sejak negara itu memisahkan diri. Akhirnya, tahun 1999 Ukraina memutuskan untuk membayar utangnya dengan delapan Blackjack seharga 25 juta dollar per-satu pesawat (angka yang sangat kecil dibandingkan harga B-1B yang mencapai 74 milyar dollar) serta tiga Tu-95.
Nasib Blackjack memang buruk setelah jatuh ke tangan Ukraina, lebih-lebih dari hasil perundingan START I (Strategic Arms Reduction Treaty), Ukraina harus menonaktifkan kesatuan pembom Tu-160-nya hingga 4 Desember 2001. Tahun 1998, Senator AS Richard Lugan dan Carl Levin datang ke Priluki untuk memonitor penghancuran pertama Blackjack. AS pun menjanjikan bantuan dana hingga delapan juta dollar untuk program ini.
Resimen Pembom 184 itu pun kemudian di-grounded Ukraina. Pemerintah Ukraina men-scrap beberapa Tu-160. Beberapa pembom interkontinental itu disisakan untuk program riset penerbangan sipil maupun untuk pertunjukan statik di museum. Satu pesawat ditongkrongkan di depan Pangkalan Priluki sebagai 'penjaga gerbang'.
Rusia, sebagai penerus Soviet, kini berjuang untuk terus mempertahankan keberadaan Blackjack. Dengan kondisi 'tertatih-tatih' pemerintah negeri beruang merah bersama RusAF (AU Rusia) mulai melakukan modifikasi pada Tu-160 yang jumlahnya tidak lagi sebanyak dulu. Salah satu 'upgrading'-nya adalah menjadikan Blackjack tidak lagi semata-mata murni sebagai nuclear deterence, tetapi bisa digunakan untuk konflik-konflik non nuklir.
Di belahan Barat, B-1B Lancer relatif tidak menemui hambatan dalam pengembangan. Amerika punya dana besar untuk menyokong operasinya. Tak heran pula kalau pembom B-1B relatif lebih sering terlihat dalam pameran-pameran kedirgantaraan. Terakhir adalah saat pembom intercontinental itu muncul di Asian-Aerospace 2000 di Singapura 22-27 Februari lalu. Amerika mungkin 'lega' melihat kekuatan militer Rusia khususnya Resimen Pembom Blackjack saat ini. Meski perang dingin telah usai, tapi persaingan tak pernah berhenti.

No comments: