Thursday, April 3, 2008
PROGRAM F-16 DAN SUKHOI TETAP BERJALAN SEIRING
Kepala Staf TNI AU Marsekal Djoko Suyanto menegaskan, sekalipun AS sudah menghentikan embargonya kepada Indonesia sehingga sangat dimungkinkan untuk melengkapi persenjataan F-16 dari sana, namun program Sukhoi tetap berjalan seiring dengan peremajaan dan pengayaan persenjataan F-16 itu. "Tidak ada larangan untuk mengadakan keduanya karena negara sudah menyetujui dan kita punya uang untuk itu. Untuk Sukhoi paling tidak kita tambah enam pesawat lagi sehingga menjadi 10 yang lengkap dengan persenjataannya," katanya kepada ANTARA di hanggar PT Dirgantara, Bandung, Selasa. Untuk program pengadaan persenjataan TNI-AU hingga 2009, katanya, dana tambahan yang direstui pemerintah bersama DPR sebanyak 1,3 miliar dolar AS dan sebagian besar dari dana itu dipakai untuk mengadakan kembali pesawat tempur lengkap dengan persenjataannya, baik dari sumber barat maupun timur ditambah dengan perbaikan pesawat Hercules. Untuk pesawat Hercules ini, katanya, tidak ada pilihan lain sebagai pesawat angkut berat yang ideal digunakan untuk berbagai misi, baik militer maupun kemanusiaan. "Memang ada alternatif dari Rusia, yaitu Antonov 12 atau Ilyusin 76. Namun kalau itu kita tempuh menjadi sangat mahal, tidak mudah dan kompleks masalahnya karena menyangkut juga sumber daya manusia, sistem pendukung dan pembiayaan." katanya. Hingga saat ini dari dua skuadron udara yang mengoperasikan Hercules di Indonesia, katanya, sudah mulai ditingkatkan kualitas kesiapan pesawat terbangnya, apalagi AS sudah tidak mempermasalahkan pembelian mesin dan material pendukung lainnya. Terkait dengan mekanisme pembelian persenjataan dan material militer dari luar negeri yang harus melibatkan pihak ketiga, ia menyatakan, aturan main itu tidak diubah, dan yang diubah adalah peningkatan efisiensi dan efektivitas pemakaian dana yang disediakan negara. "Kalau dulu kita mau membeli pesawat terbang, kita tidak bisa menuntut kepada penyedia harus merek ini atau merek itu karena semua sudah diatur oleh mereka. Sekarang keadaannya tidak seperti itu lagi. Kami pasti mempertimbangkan banyak segi mulai dari harga, jenis, cara pembayaran dan persyaratan lain sebelum menentukan pada tipe, merek dan dari negara tertentu karena ini menggunakan uang rakyat," katanya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment