Friday, April 18, 2008
RPG-7 Pelontar Granat
”Black Hawk Down”, dan setidaknya enam tentara AS tewas di Tikrit pekan lalu. Ini bukti bahwa perang Irak masih berlangsung. Black Hawk adalah helikopter tempur dan kabarnya dijatuhkan oleh granat roket atau Roket Pelontar Granat (RPG). Kebalikan dari jatuhnya Chinook, Minggu awal Nopember. Helikopter transpor yang lamban dijatuhkan shoulder fired surface to air missile (STA) – pelontar roket genggam dengan kemampuan bidik inframerah. STA dengan inframerah adalah peralatan canggih untuk menjatuhkan pesawat udara. Sedangkan RPG lebih digunakan untuk menyerang tank di darat.Istilah RPG sendiri berasal dari Tentara Merah Uni Sovyet untuk Reaktivny Protitankovy Granatze. Mereka memodifikasi Anti-Tank atau AT temuan tentara Inggris kala Perang Dunia II yang kemudian diperbaiki tentara AS menjadi Bazooka. Teknologinya memanfaatan tabung hampa berukuran panjang untuk melontarkan proyektil berisi bahan peledak berkekuatan besar. Rancangan senjata baru yang disebut proyektil dengan isian penembus (hollow charge) memungkinkan lapisan baja kendaraan dapat dilumatkan dengan sejumlah kecil bahan peledak. Prinsip kerja yang dikenal sebagai efek Monroe banyak mengalami kendala. Kecepatan jelajahnya lebih rendah dibandingkan proyektil meriam biasa. Hal ini mendorong upaya pengembangan lanjutan yang berujung pada sistem senjata anti-tank (AT) perorangan konvensional tanpa mekanisme kendali (unguided manportable anti-tank weapon). Selain itu dikenal pula sistem senjata peluncur hulu ledak isian tabung hampa yang mengaplikasikan prinsip senjata tanpa tolak balik (recoilless). Gaya tolak balik yang timbul saat penembakan diredam oleh gas bertenaga besar yang juga timbul saat itu. Tak pelak proyektil yang keluar dari tabung peluncur tanpa disertai hentakan memang berisiko terganggu tingkat akurasi bidikannya. Pengembangannya menghasilkan Reaktivny Protitankovy Granatze Vzor 2 (RPG 2) di awal tahun 1946. RPG 2 dapat diisi ulang dengan memasang kembali satu unit amunisi di moncong tabung peluncurnya. Walaupun populasinya sudah jauh berkurang, senjata yang ditembakkan dengan cara disandang pada bahu ini masih dapat dijumpai di sejumlah wilayah rawan konflik.Pengembangan lanjutan dari RPG 2 membuahkan senjata AT Uni Sovyet (sekarang Rusia) yang paling terkenal sepanjang masa yakni RPG 7. Muncul di tahun 1962, sejatinya wujud fisik RPG 7 tak banyak beda dengan RPG 2. Hanya berbeda bentuk kepala hulu ledaknya, penggantian jenis proyektil dari HE (high explosive) menjadi HEAT (HE Anti-Tank) dan sedikit modifikasi pada tabung peluncurnya. Tujuannya agar jangkauan jelajah dan kemampuan tembus lapisan bajanya meningkat dengan signifikan.RPG acapkali diterjemahkan ke bahasa lain, misalnya Roket Pelontar Granat (bahasa Indonesia) ataupun Rocket Propellant Grenade (bahasa Inggris).RPG 7RPG 7 dihasilkan lewat pengembangan RPG 2. Kelebihannya ditekankan pada jangkauan jelajah yang lebih baik dan kemampuan tembus lapisan baja yang lebih tebal. Generasi pertamanya, RPG 7V, layaknya pinang dibelah dua dengan RPG 2. Generasi selanjutnya mengalami sejumlah perubahan fisik yang cukup signifikan. Penampilan tabung peluncurnya mengalami modifikasi. Mulai dari kerucut pelindung semburan api pada knalpot (blast shield), lapisan kayu peredam panas yang kian tebal, hingga tambahan satu buah gagang pistol di belakang gagang terdahulu tempat picu. Gagang tambahan ini tempat alat pengaktif empat buah sirip kecil yang ada di bagian penghujung tongkat luncur. Berhubung jarak tembak efektifnya juga makin jauh, ambang terendah skala bidik tak lagi 50 melainkan 100, dan nilai tertinggi mencapai 500 terbagi dalam lima selang (interval).Kemajuan RPG 7 lainnya ialah teropong bidik NSP-2/R dengan skala perbesaran hingga dua setengah kali (pemakaian siang hari) atau teropong PRO-7 yang dapat berpendar pada malam hari. Jika diperlukan, teropong bidik dapat dibongkar dari kedudukannya mengikuti ”jejak” tabung peluncurnya yang dapat dibongkar menjadi dua bagian agar dapat dikemas ringkas. Contohnya ialah RPG 7D (Desantnaya) yang dirancang bagi pasukan lintas udara.Amunisi RPG 7 ada empat ragam yang dibedakan lewat pemakaiannya. Amunisi latih sama sekali tidak berisi bahan peledak dan butuh dorongan tenaga proyektil peluru senapan serbu AK-47 kaliber 7.62 milimeter agar dapat melesat dari moncong tabung peluncur. Dua jenis amunisi lainnya merupakan amunisi baku AT, yakni PG7 dan PG7M. Meski keduanya sama-sama berjenis proyektil HEAT, yang tersebut belakangan memang lebih ramping tapi punya setumpuk kelebihan. Sementara jenis amunisi terakhir, OG7, kepala hulu ledaknya lebih kecil dan dipakai melumpuhkan pasukan infanteri. Bentuknya mirip pensil berukuran raksasa. Garis tengah kepala hulu ledaknya sekitar 40 sentimeter. Ketiga ragam amunisi sungguhan ini dilengkapi sumbu bentur tunda (delayed impact fuze) yang cara kerjanya cukup sederhana – layaknya proyektil mortir – menggantikan sumbu piezzo electric bawaan RPG 2, PG7, PG7M, dan OG7 punya prinsip kerja yang sama. Beberapa saat usai picu ditarik dan sirip kecil diaktifkan, tongkat luncur mulai berputar pelan (dengan bantuan sirip kecil) meski amunisi belum sepenuhnya melesat meninggalkan tabung peluncur. Saat separuh bagian tongkat luncur keluar dari tabung, keempat sirip utama mulai mekar dan bertindak sebagai stabilisator arah luncur. Setelah jarak 11 meter terlampaui, motor roket di dalam kepala proyektil teraktifkan. Tongkat luncur lepas dan proyektil kemudian melesat sendiri menuju sasaran dengan bantuan motor kecil. Jangkauan tembak efektif amunisi PG7 dan PG7M 300 meter untuk sasaran bergerak dan 500 meter untuk sasaran diam. Sementara jangkauan tembak OG7 hanya separuhnya. Bila luput menghantam sasaran, tak sampai lima detik proyektil ini bakal meledak dengan sendirinya. Kemampuan ledak dan kepraktisan RPG menjadikan senjata ini favorit pejuang gerilya. Peristiwa penembakan pelontar granat yang hanya berlangsung dalam hitungan detik.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment