Thursday, April 3, 2008
Pilot Indonesia adalah pilot asing pertama (diluar Rusia) yang bisa melakukan manuver Cobra Pougachev dengan Sukhoi-27
Pilot Indonesia adalah pilot asing pertama (diluar Rusia) yang bisa melakukan manuver Cobra Pougachev dengan Sukhoi-27! Pilot Sukhoi Malaysia berhasil terbang rendah dan memecahkan kaca rumah penduduk ;)"Memang patut dipuji prestasi mereka, baik para teknisi yang tidak kalah dipuji para instruktur dan pabrik Sukhoi maupun para penerbangnya. Bayangkan saja, setelah terbang empat sorti, sorti kelima pilot tempur Indonesia tersebut sudah solo. "Jadi empat kali diberikan kesempatan naik, kelimanya sudah independent flight (istilah yang dipakai di Rusia) atau solo. Yang duduk di belakang bukan instruktur kami, tapi body-safe, seorang instruktur lain," kenangnya.Tidak ada terbang simulator di Zhukovsky. Keenam penerbang TNI AU hanya diberi kesempatan untuk copy drill dua sampai tiga kali, terus dianggap sudah bisa menguasainya. Mereka hanya diberi menghidupkan mesin sekali dan keesokan hari setelah paham menghidupkan mesin, langsung menerbangkan pesawat!Tidak saja para instruktur Rusia terkejut atas kemampuan catch-up cepat penerbang Indonesia, tetapi para penerbang juga dibuat sama terkejutnya. "Lho kok cepat sekali! Mungkin karena mereka menganggap kita sudah banyak jam terbang dan sudah senior sehingga mereka sangat yakin kita mampu melakukannya. Mereka tidak ragu sama sekali," kata Arif Mustofa, meneruskan cerita pengalamannya di Rusia.Begitu tinggi keyakinan mereka atas kemampuan penerbang TNI AU sehingga simulasi dogfight di malam hari langsung diajarkan secara live! Dan memang terbukti, para penerbang Indonesia mampu dengan baik melaksanakannya.Mungkin karena yang mendidik mereka adalah masternya atau dalam istilah karate suhunya, ada pengaruh psikologis terhadap penerbang tempur Indonesia. Antara lain mereka diberi bekal aerobatic pada malam hari yang menurut peraturan di Indonesia tidak diperbolehkan, tetapi di Rusia diajarkan. Ada model manuver Split S yang di Indonesia tidak ada, di Rusia diajarkan sebab penting untuk Su-27/30 melakukan pencegatan pada target secara cepat.Semua kemampuan terbang pesawat Sukhoi diajarkan kepada mereka. "Kita yang menyeleksi mana yang akan kita gunakan, sebab ada satu-dua manuver yang mudah masuk spin kita hindari dulu. Belum kita gunakan antara lain manuver slide dan kobra yang membutuhkan lebih banyak jam terbangnya untuk menguasainya," jelas Arif Mustofa lagi.Penerbang TNI AU yang mengawaki pesawat Sukhoi Su-30 mengundang banyak kekaguman instruktur Rusia, terutama sewaktu refueling (isi bahan bakar di udara) malam hari. Varian ini dilengkapi dengan corong pengisi bahan bakar, meski demikian penerbang Indonesia tidak mengalami kesulitan sewaktu melakukan bahan bakar di malam hari.Terlebih lagi lampu penerangan corong terang bak di siang hari bolong. Di tambah lagi ada switch khusus untuk membuat pesawat stabil sewaktu refueling berlangsung, yakni ada kendali fly-by-wire khusus untuk air refueling yang tidak terdapat pada pesawat produk Barat. "Dimatikan switch-nya pun penerbang kita bisa melakukannya dengan baik sehingga mereka menjadi heran dibuatnya," ungkap Arif. Rahasianya? Mereka sudah sangat berpengalaman dengan pesawat A-4 Skyhawk yang "menyusu" di udara dari pesawat tanker C-130 Hercules di Tanah Air."
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment